Winarti, . and Reza Bikwanto, . and Handoko, . and Rheza Firmansyah, . (2011) Pola Aliran Airtanah di Daerah Karst Wonosari Berdasarkan Data Ke Dalam Sumur. In: SEMINAR NASIONAL ke 6 Tahun 2011, 17 Desember 2011, Yogyakarta.
Text (SEMINAR NASIONAL ke 6 Tahun 2011: Rekayasa Teknologi lndustri dan lnformasi)
Retii 2011.pdf - Published Version Download (9MB) |
Abstract
Secara fisiografi daerah Wonosari menempati Fisiografi Pegunungan Selatan dengan litologi
penyusun berupa batugamping dan membentuk morfologi karst yang luas. Salah satu potensi
yang ada di daerah karst adalah air bawah tanah yang tersimpan dalam bentukan morfologi
karst tersebut, sehingga batugamping akan berfungsi sebagai akuifer. Sifat batugamping yang
mudah mengalami pelarutan, agak menyulitkan untuk mengetahui pola aliran air bawah
tanah yang terkandung di dalamnya. Batugamping mempunyai sistem akuifer retakan, celah
atau gua. Hal ini mengakibatkan penduduk sekitar sering menglami kesulitan air, terutama
pada musim kemarau. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
aliran air bawah tanah yang ada di kawasan karst yang ada di Wonosari. Metode yang
digunakan dalam upaya mencapai tujuan tersebut adalah dengan menggunakan studi
lapangan yaitu dengan mengukur kedalaman muka air tanah dangkal (sumur) dan tentunya
dibantu dengan data sekunder. Beradasarkan hasil pengukuran kedalaman sumur di 12 lokasi
yang tersebar di daerah penelitian, diperoleh kedalaman sumur yang bervariasi. Hasil akhir
diketahui bahwa kedalaman muka air tanah yang cenderung dalam berada di bagian barat
daya (>29 m) yaitu sekitar daerah Wareg, Duwet dan Siraman. Sedangkan muka air tanah
dangkal (<15 m) berada di bagian timur, utara dan barat laut (daerah Piyaman, Wiladek dan
Puludan). Pola aliran air di daerah penelitian ada yang memancar atau mengalir dari topografi
tinggi menuju ke rendah seperti di Piyaman yang mengalir ke arah Wiladek. Sedangkan
aliran air yang mengalir dari topografi rendah menuju ke tinggi terlihat di daerah Warek yang
mengarah ke daerah Puludan. Aliran air di daerah Semanu bergerak menuju ke Selang,
Wiladek. Aliran dari Wonosari menuju ke Puludan ataupun ke arah Selang. Daerah Semanu
yang mempunyai elevasi tinggi memiliki pola aliran mengarah ke daerah Selang yang
memiliki elevasi lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa aliran air bawah tanah di daerah
penelitian dimungkinkan dipengaruhi oleh proses rekahan atau pelarutan pada batugamping
sebagai akuifernya. Pada daerah penelitian yang dianggap mudah untuk mendapatkan air ada
di daeah Selang, Wiladek dan Puludan.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | : karst, air tanah dangkal, pola aliran |
Subjects: | Q Science > QE Geology |
Depositing User: | Dwi Lestari Lestari |
Date Deposited: | 01 Oct 2021 04:24 |
Last Modified: | 01 Oct 2021 04:24 |
URI: | https://repository.itny.ac.id/id/eprint/3016 |
Actions (login required)
View Item |