Hill Gendoet Hartono, . (2008) BENTANG ALAM GUMUK GUNUNG API PURBA BERARAH BARATLAUTTENGGARA DI DAERAH KARANGDOWO-TAWANGSARI, JAWA TENGAH. STTNAS, itny.ac.id.
Text (BENTANG ALAM GUMUK GUNUNG API PURBA BERARAH BARAT LAUT TENGGARA)
7_BENTANG ALAM GUMUK GUNUNG API PURBA BERARAH BARATLAUTTENGGARA.pdf Download (556kB) |
Abstract
Abstrak
Bentang alam daerah Karangdowo-Tawangsari umumnya berupa dataran yang di
dalamnya dijumpai bukit -bukit berelief landai. Bukit -bukit tersebut disusun oleh batuan
gunung api Formasi Mandalika yang dilingkupi oleh endapan Kuarter dari G. Merapi dan
G. Lawu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bentang alam tersebut
yang didekati dengan pembelajaran geologi gunung api. Genesis bentang alam tersebut
berkaitan dengan erupsi celah yang membentuk gumuk -gumuk gunung api bawah laut.
Tonjolan bukit-bukit yang tersebar di daerah Karangdowo-Tawangsari dicirikan oleh
bentang alam landai (< 300 m dpl), bergelombang lemah (< 10º), berbukit dengan radius
kurang dari 1 km dan berbentuk lonjong. Sebaran bukit-bukit tersebut membentuk dua
deretan di selatan dan di utara. Di bagian selatan diwakili oleh bentang alam G. Mojo, G.
Beluk, Dusun Kuningan, Dusun Tumpukan, G. Pencit, Dusun Jarum, G. Prengkel, G.
Pegat, dan di sebelah utara diwakili oleh bentang alam G. Majesto, G. Ponowaren, G.
Lorog. Kedua deretan bentang alam yang relatif paralel tersebut berarah U140oT –
U145oT seperti memanjangnya bentuk bukit -bukit tersebut. Secara umum gumuk-gumuk
tersebut disusun oleh batuan beku berkomposisi andesit ( SiO2 = 57,72 %berat),
berafinitas kapur-alkali (K2O = 1.16 %berat), dan berasosiasi dengan tektonik subduksi
(TiO2 = 0,54 %berat). Batuan beku tersebut membentuk struktur bantal, kekar radier,
vesikuler halus, terbreksikan, afanit – porfiritik halus, dan beberapa terbungkus oleh
lapisan gelas “skin glassy” dengan tebal kurang dari 1 cm. Ciri-ciri fisik yang demikian
mengindikasikan batuan tersebut terbentuk di dalam air. Artinya pembangunan gunung
api di daerah Karangdowo-Tawangsari diawali dengan erupsi celah di bawah permukaan
laut (subaqueus) pada Kala Oligosen yang kemudian berkembang menjadi subaerial
melalui fase transisi litoral pada Kala Mi osen membentuk bentang alam tinggian di
sebelah selatannya.
Kata kunci: erupsi celah, gumuk, struktur bantal, gunung api bawah laut.
This paper will be presented at UGM, 15 Feb 2008 in Yogyakarta
Item Type: | Other |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata kunci: erupsi celah, gumuk, struktur bantal, gunung api bawah laut. |
Subjects: | Q Science > QE Geology |
Depositing User: | Dwi Asih Widawati |
Date Deposited: | 11 Dec 2020 09:10 |
Last Modified: | 11 Dec 2020 09:10 |
URI: | https://repository.itny.ac.id/id/eprint/2570 |
Actions (login required)
View Item |