%0 Thesis %9 Other %A WIDATAMA, GILANG SATRIA %B Fakultas Teknik dan Perencanaan : Teknik Pertambangan %D 2022 %F ITNYREPOID:5738 %I Institut Teknologi Nasional Yogyakarta %K Blending, Total Moisture, Total Sulphur, Ash Content, Gross Calorific Value. %T Analisis blending batubara untuk memenuhi permintaan pasar di PT. Baramutiara Prima kecamatan Sungai Lilin kabupaten Musi Banyuasin Palembang Sumatera Selatan %U https://repository.itny.ac.id/id/eprint/5738/ %X Penelitian ini dilakukan di PT. Baramutiara Prima, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan. PT. Batamutiara Prima merupakan perusahan yang bergerak pada bidang pertambangan batubara untuk menyuplai konsumen yang disiapkan untuk pengapalan domestik maupun ekspor. Pencampuran batubara adalah suatu proses pencampuran beberapa batubara yang memiliki kualitas yang berbeda sehingga menghasilkan suatu produk batubara dengan kualitas tertentu yang diinginkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan kuantitatif, dimana untuk metode kualitatif, peneliti melakukan observasi langsung kelapangan untuk mengetahui kondisi dan masalah yang terjadi di lapangan, sedangkan untuk kuantitatif peneliti mendapatkan data berupa angka kualitas batubara milik PT. Baramutiara Prima. Parameter yang digunakan di PT. Baramutiara Prima adalah Total Moisture (TM), Total Sulphur (TS), Ash Content, dan Kalori (CV). Beberapa masalah dari penelitian ini, yaitu tidak adanya market penjualan batubara yang memiliki kandungan total sulfur tinggi (High Sulphur) di PT. Baramutiara Prima karena batubara yang diinginkan oleh pasar yaitu batubara Low Sulphur dengan total sulfur ≤ 1% sehingga memerlukan pencampuran batubara untuk memenuhi kualitas batubara permintaan pasar. Kemudian terjadi ketidaksesuaian nilai aktual dari batubara hasil blending dengan kualitas yang direncanakan setelah pencampuran sebelumnya. Dari hasil perhitungan rencana blending dengan menggunakan empat parameter spesifikasi permintaan buyer seperti TM ≤ 50%, Ash ≤ 10%, TS ≤ 1%, dan CV (ar) ≥ 3300 Kkal/Kg, dapat dicampur dengan komposisi batubara LS = 51% dan HS = 49%. Komposisi blending yang dihitung sebagai acuan bisa dikatakan sudah optimal, karena sudah sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh buyer. Perbandingan antara plan dan aktual untuk setiap kapal berbeda - beda, pada saat realisasinya. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil pencampuran batubara kurang maskimal, hal ini disebabkan oleh management ROM dan stockpile yang belum berjalan dengan baik. Waktu penimbunan batubara yang terlalu lama akan meningkatkan Total Moisture dan akan menimbulkan swabakar sehingga nilai Ash juga akan naik. Kondisi stockpile yang tergenang air juga dapat membuat nilai Total Moisture pada batubara menjadi naik. Terjadi peningkatan Total Moisture dan Ash pada grafik perbandingan kualitas batubara akan mempengaruhi turunnya nilai kalori batubara, begitu pula sebaliknya. Kondisi timbunan batubara yang tercampur mengakibatkan perubahan nilai kualitas yang ada pada batubara tersebut sehingga dapat mempengaruhi ketidaksesuaian hasil aktual blending.