%0 Thesis %9 Other %A Reynaldy, Muhammad Arief %B Fakultas Teknik dan Perencanaan : Teknik Mesin %D 2023 %F ITNYREPOID:5648 %I Institut Teknologi Nasional Yogyakarta %K Besi tuang paduan Al (2,17%), austemper,struktur mikro, kekerasan, keausan. %T Pengaruh temperatur proses austemper besi tuang paduan Al (2,17%) terhadap struktur mikro kekerasan dan keausan %U https://repository.itny.ac.id/id/eprint/5648/ %X Besi tuang kelabu merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai komponen mesin karena mempunyai sifat mampu cor dan sangat murah. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana pengaruh temperature proses austemper besi tuang paduan Al (2,17%) terhadap struktur mikro, kekerasan dan keausan. Bahan yang digunakan adalah besi tuang paduan Al (2,71%) berbentuk ingot. Proses austemper di mulai dengan pemanasan pada suhu 900°C selama 1 jam, di lanjutkan dengan pencelupan dalam garam cair (65%KOH+35%NaOH) pada temperatur 250°C, 300°C, 350°C, 400°C, 450°C selama 20 menit. Pengujian yang dilakukan adalah uji komposisi kimia menggunakan alat spectrometer, uji struktur mikro menggunakan alat inverted metallurgy microscope, uji kekerasan menggunakan metode Brinell dan uji keausan metode Ogoshi. Hasil uji komposisi kimia menunjukkan kadar unsur utama (Fe) 88,21%, unsur paduan utama Aluminium (Al) 2,17%, dan Karbon (C) 6,07%, termasuk besi tuang paduan Al. Hasil uji struktur mikro menunjukkan besi tuang paduan Al (2,17%) struktur ferit, grafit dan perlite. Pada proses austemper temperatur 2500C perlite berubah menjadi bainit, semakin tinggi temperatur stuktur bainit semakin berkurang dan menghilang pada temperatur 4500C. Hasil uji kekerasan dengan metode Brinell menunjukkan besi tuang paduan Al (2,17%) memiliki nilai kekerasan 156,20 kg. Setelah dilakukanproses austemper nilai kekerasan naik mencapai nilai maksimal di austemper 250 0C (201,71 BHN) kemudian turun kembali mencapai minimum di austemper 4000C (169,24 BHN). Hasil uji keausan menunjukkan besi tuang paduan Al (2,17%) memiliki keausan 0,000150mm3 /kg.m. Setelah dilakukan proses austemper nilai keausan menurun mencapai nilai terendah di temperatur 2500C sebesar 0,000066mm3 /kg.m. Kemudian meningkat kembali mencapai maximum di temperatur 4500C sebesar 0,000146mm3 /kg.m.