%J SEMINAR NAS10NAL ke 6 Tahun 2011:Rekayasa Teknologiindustri dan lnformasi %X Secara fisiografi daerah Wonosari menempati Fisiografi Pegunungan Selatan dengan litologi penyusun berupa batugamping dan membentuk morfologi karst yang luas. Salah satu potensi yang ada di daerah karst adalah air bawah tanah yang tersimpan dalam bentukan morfologi karst tersebut, sehingga batugamping akan berfungsi sebagai akuifer. Sifat batugamping yang mudah mengalami pelarutan, agak menyulitkan untuk mengetahui pola aliran air bawah tanah yang terkandung di dalamnya. Batugamping mempunyai sistem akuifer retakan, celah atau gua. Hal ini mengakibatkan penduduk sekitar sering menglami kesulitan air, terutama pada musim kemarau. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola aliran air bawah tanah yang ada di kawasan karst yang ada di Wonosari. Metode yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan tersebut adalah dengan menggunakan studi lapangan yaitu dengan mengukur kedalaman muka air tanah dangkal (sumur) dan tentunya dibantu dengan data sekunder. Beradasarkan hasil pengukuran kedalaman sumur di 12 lokasi yang tersebar di daerah penelitian, diperoleh kedalaman sumur yang bervariasi. Hasil akhir diketahui bahwa kedalaman muka air tanah yang cenderung dalam berada di bagian barat daya (>29 m) yaitu sekitar daerah Wareg, Duwet dan Siraman. Sedangkan muka air tanah dangkal (<15 m) berada di bagian timur, utara dan barat laut (daerah Piyaman, Wiladek dan Puludan). Pola aliran air di daerah penelitian ada yang memancar atau mengalir dari topografi tinggi menuju ke rendah seperti di Piyaman yang mengalir ke arah Wiladek. Sedangkan aliran air yang mengalir dari topografi rendah menuju ke tinggi terlihat di daerah Warek yang mengarah ke daerah Puludan. Aliran air di daerah Semanu bergerak menuju ke Selang, Wiladek. Aliran dari Wonosari menuju ke Puludan ataupun ke arah Selang. Daerah Semanu yang mempunyai elevasi tinggi memiliki pola aliran mengarah ke daerah Selang yang memiliki elevasi lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa aliran air bawah tanah di daerah penelitian dimungkinkan dipengaruhi oleh proses rekahan atau pelarutan pada batugamping sebagai akuifernya. Pada daerah penelitian yang dianggap mudah untuk mendapatkan air ada di daeah Selang, Wiladek dan Puludan. %D 2011 %K : karst, air tanah dangkal, pola aliran %L ITNYREPOID3016 %P 304-309 %A . Winarti %A . Reza Bikwanto %A . Handoko %A . Rheza Firmansyah %T Pola Aliran Airtanah di Daerah Karst Wonosari Berdasarkan Data Ke Dalam Sumur. %C Yogyakarta