@misc{ITNYREPOID2570, year = {2008}, publisher = {STTNAS}, address = {itny.ac.id}, title = {BENTANG ALAM GUMUK GUNUNG API PURBA BERARAH BARATLAUTTENGGARA DI DAERAH KARANGDOWO-TAWANGSARI, JAWA TENGAH}, author = {. Hill Gendoet Hartono}, month = {February}, abstract = {Abstrak Bentang alam daerah Karangdowo-Tawangsari umumnya berupa dataran yang di dalamnya dijumpai bukit -bukit berelief landai. Bukit -bukit tersebut disusun oleh batuan gunung api Formasi Mandalika yang dilingkupi oleh endapan Kuarter dari G. Merapi dan G. Lawu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bentang alam tersebut yang didekati dengan pembelajaran geologi gunung api. Genesis bentang alam tersebut berkaitan dengan erupsi celah yang membentuk gumuk -gumuk gunung api bawah laut. Tonjolan bukit-bukit yang tersebar di daerah Karangdowo-Tawangsari dicirikan oleh bentang alam landai ({\ensuremath{<}} 300 m dpl), bergelombang lemah ({\ensuremath{<}} 10?), berbukit dengan radius kurang dari 1 km dan berbentuk lonjong. Sebaran bukit-bukit tersebut membentuk dua deretan di selatan dan di utara. Di bagian selatan diwakili oleh bentang alam G. Mojo, G. Beluk, Dusun Kuningan, Dusun Tumpukan, G. Pencit, Dusun Jarum, G. Prengkel, G. Pegat, dan di sebelah utara diwakili oleh bentang alam G. Majesto, G. Ponowaren, G. Lorog. Kedua deretan bentang alam yang relatif paralel tersebut berarah U140oT ? U145oT seperti memanjangnya bentuk bukit -bukit tersebut. Secara umum gumuk-gumuk tersebut disusun oleh batuan beku berkomposisi andesit ( SiO2 = 57,72 \%berat), berafinitas kapur-alkali (K2O = 1.16 \%berat), dan berasosiasi dengan tektonik subduksi (TiO2 = 0,54 \%berat). Batuan beku tersebut membentuk struktur bantal, kekar radier, vesikuler halus, terbreksikan, afanit ? porfiritik halus, dan beberapa terbungkus oleh lapisan gelas ?skin glassy? dengan tebal kurang dari 1 cm. Ciri-ciri fisik yang demikian mengindikasikan batuan tersebut terbentuk di dalam air. Artinya pembangunan gunung api di daerah Karangdowo-Tawangsari diawali dengan erupsi celah di bawah permukaan laut (subaqueus) pada Kala Oligosen yang kemudian berkembang menjadi subaerial melalui fase transisi litoral pada Kala Mi osen membentuk bentang alam tinggian di sebelah selatannya. Kata kunci: erupsi celah, gumuk, struktur bantal, gunung api bawah laut. This paper will be presented at UGM, 15 Feb 2008 in Yogyakarta}, url = {https://repository.itny.ac.id/id/eprint/2570/}, keywords = {Kata kunci: erupsi celah, gumuk, struktur bantal, gunung api bawah laut.} }