%I sekolah tinggi teknologi nasional yogyakarta %L ITNYREPOID128 %X Perkembangan permukiman di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) dapat mengidentifikasikan bahwa ada perkembangan jumlah penduduk. KPY merupakan kawasan yang dikelilingi oleh berbagai bencana yakni gunung berapi, gempa, banjir, kekeringan dan lainnya. Dengan adanya perkembangan permukiman ini pula mengakibatkan tingkat kerentanan kawasan di KPY. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian sebelumnya diketahui bahwa perkembangan permukiman di KPY Pada tahun 2015 semakin pesat di seluruh KPY terutama bagian selatan dengan perkembangan kepadatan permukiman tersebar di Kecamatan Sewon, Banguntapan, Depok, Mlati, Ngaglik, dan Kasihan, sedangkan di Kecamatan Ngemplak dan Godean belum terjadi kepadatan permukiman yang signifikan. Berdasarkan Perka BNPB No.2 tahun 2012 diketahui bahwa tingkat kerentanan sosial diidentifikasi berdasarkan variabel kepadatan penduduk, jumlah penduduk rentan, keretanan penduduk berdasarkan jenis kelamin, penduduk miskin. Akibat perkembangan permukiman tersebut diperlukan analisis terhadap kerentanan sosial di kawasan KPY. Perkembangan permukiman dan tingkat kerentanan diperlukan analisis secara spasial untuk mengetahui persebaran tingkat kerentanan sosial di kawasan KPY melalui analisis overlay dengan batasan kawasan permukiman sebagai pendekatan persebaran spasialnya. Kerentanan sosial dengan tingkat kerentanan sosial tinggi terdapat pada 31 desa, kerentanan sosial sedang terdapat pada 36 desa, dan tingkat kerentanan sosial rendah terdapat pada 5 desa di KPY. Adapun kecamatan yang memiliki tingkat kerentanan sosial tinggi adalah Kecamatan Banguntapan, Danurejan, Gamping, Gedongtengen, Gondomanan, Kotagede, Kraton, Mantrijeron, Mergangsan, Ngampilan, Pakualaman, Tegalrejo, Umbulharjo, Wirobrajan. %D 2017 %A NIDN : 0530058801 Lulu Mari Fitria, ST., M.Sc. %T ANALISIS TINGKAT KERENTANAN SOSIAL AKIBAT PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA